Arena Persita News - Persita Tangerang akhirnya bisa kembali ke kompetisi sepakbola Indonesia di kasta tertinggi. Itu setelah Pendekar Cisadane (julukan Persita) bisa menumpaskan PSIM Jogjakarta 1-0 di laga semifinal kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia di Stadion Manahan Solo (5/7) tadi malam. Di partai final nanti, Persita ditantang Barito Putra.
Hadir dengan sekitar 200 Benteng Viola (supporter Persita) di Manahan, ternyata menyulut semangat anak-anak Tangerang ini untuk bisa memberikan kado manis kepada para suporter yang datang. Kemengan ini ternyata menjadi tiket emas untuk mereka untuk bisa lolos ke kompetisi Indonesia Super League (ISL) tahun depan.
“Saya sangat senang sekali dengan hasil ini, walaupun sepanjang pertandingan kita benar-benar bermain dengan tempo berat. PSIM bermain dengan rapat dan banyak peluangnya yang membahayakan gawang kita. Namun kita bersukur sekali bisa menang dan bisa masuk babak final,” ungkap pelatih Persita, Elly Idris kepada Radar Solo (Satelit News Group) usai pertandingan.
Sepanjang 90 menit pertandingan berlangsung, kedua tim bermain offensif dan saling menyerang di beberapa lini. Persita ternyata berhasil unggul pada menit ke 30 lewat gol sundulan Leo Veron melalui umpan dari Ade Candra yang tidak bisa ditepis kiper PSIM, Agung Prasetyo.
Kegirangan dengan gol yang dicetaknya, Leo Veron diganjar oleh kartu kuning oleh wasit karena membuka kaosnya dan berlari ke sudut dimana Benteng Viola berdiri. Selang tiga menit kemudian, Ade kembali memberi umpan di sudut yang sama dengan gol Leo tadi, namun sayang sundulan kedua dari Leo masih berada di atas mistar.
Babak kedua mulai berjalan, di luar dugaan bintang PSIM, Nova Zaenal yang pernah menjadi bintang saduara muda Persita, Persikota Tangerang ditarik keluar oleh pelatih PSIM, Hanafing untuk digantikan Seto Nurdiyantoro.
Namun, hingga akhir pertandingan, PSIM tidak bisa menyamakan kedudukan apalagi untuk bisa memenangkan pertandingan. “Kita sudah berbuat sebaik mungkin, namun ternyata permainan kita belum terlalu bagus. Banyak pasing kita yang gagal. Beberapa peluang kita juga gagal berbuah gol. Sepertinya tiga pemain kita yang cedera dan kita paksakan main adalah hal yang membuat permaianna kita kurang bagus di pertandingan tadi (kemarin),” ungkap Asisten pelatih PSIM Maman Durachman.
Dengan hasil ini jelas Persita akan bertemu Barito Putra yang sudah dulu duduk manis di babak final setelah menang atas Persepam Pamekasan dengan skor 2-0. Dan nasib PSIM dan Persepam yang kalah di babak semifinal masih mendapat 1 peluang lagi untuk bisa masuk, sebab di perebutan juara 3 dan 4, pemenangnya juga akan ikut promosi ke kompetisi ISL. (nikko/deddy/jpnn)
Hadir dengan sekitar 200 Benteng Viola (supporter Persita) di Manahan, ternyata menyulut semangat anak-anak Tangerang ini untuk bisa memberikan kado manis kepada para suporter yang datang. Kemengan ini ternyata menjadi tiket emas untuk mereka untuk bisa lolos ke kompetisi Indonesia Super League (ISL) tahun depan.
“Saya sangat senang sekali dengan hasil ini, walaupun sepanjang pertandingan kita benar-benar bermain dengan tempo berat. PSIM bermain dengan rapat dan banyak peluangnya yang membahayakan gawang kita. Namun kita bersukur sekali bisa menang dan bisa masuk babak final,” ungkap pelatih Persita, Elly Idris kepada Radar Solo (Satelit News Group) usai pertandingan.
Sepanjang 90 menit pertandingan berlangsung, kedua tim bermain offensif dan saling menyerang di beberapa lini. Persita ternyata berhasil unggul pada menit ke 30 lewat gol sundulan Leo Veron melalui umpan dari Ade Candra yang tidak bisa ditepis kiper PSIM, Agung Prasetyo.
Kegirangan dengan gol yang dicetaknya, Leo Veron diganjar oleh kartu kuning oleh wasit karena membuka kaosnya dan berlari ke sudut dimana Benteng Viola berdiri. Selang tiga menit kemudian, Ade kembali memberi umpan di sudut yang sama dengan gol Leo tadi, namun sayang sundulan kedua dari Leo masih berada di atas mistar.
Babak kedua mulai berjalan, di luar dugaan bintang PSIM, Nova Zaenal yang pernah menjadi bintang saduara muda Persita, Persikota Tangerang ditarik keluar oleh pelatih PSIM, Hanafing untuk digantikan Seto Nurdiyantoro.
Namun, hingga akhir pertandingan, PSIM tidak bisa menyamakan kedudukan apalagi untuk bisa memenangkan pertandingan. “Kita sudah berbuat sebaik mungkin, namun ternyata permainan kita belum terlalu bagus. Banyak pasing kita yang gagal. Beberapa peluang kita juga gagal berbuah gol. Sepertinya tiga pemain kita yang cedera dan kita paksakan main adalah hal yang membuat permaianna kita kurang bagus di pertandingan tadi (kemarin),” ungkap Asisten pelatih PSIM Maman Durachman.
Dengan hasil ini jelas Persita akan bertemu Barito Putra yang sudah dulu duduk manis di babak final setelah menang atas Persepam Pamekasan dengan skor 2-0. Dan nasib PSIM dan Persepam yang kalah di babak semifinal masih mendapat 1 peluang lagi untuk bisa masuk, sebab di perebutan juara 3 dan 4, pemenangnya juga akan ikut promosi ke kompetisi ISL. (nikko/deddy/jpnn)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !