Arena Persita News ( Gosport ) - Masuk dalam daftar panggil skuad Tim nasional kepengurusan Djohar Arifin Husin, tidak membuat Firman Utina pusing. Sudah beberapa hari bersama skuad Merah Putih besutan Alfred Reidl di Batu, kapten tim Garuda di Piala AFF 2010 ini memilih menunggu putusan final Joint Committee PSSI.
Kendati rilis 31 pemain sudah berani dikeluarkan pihak Djohar Arifin Husin, tapi hingga, Senin (1/10), Firman Utina mengaku belum mendapat pemanggilan resmi. Meski begitu, dia tetap akan memilih mencoba menghargai poin putusan rapat kedua JC PSSI di Malaysia (20/9).
"Saat ini, fokus aku hanya bersama Timnas di Batu, Malang, sambil menunggu perkembangan terbaru dari JC. Jika JC turun tangan melakukan harmonisasi, kami akan mempertimbangkan untuk bela Timnas,” ujar Firman Utina dari Malang, Senin (1/10).
Skuad besutan pelatih Alfred Riedl diagendakan uji coba dengan tim gabungan Arema Indonesia dan Pelita Jaya di Malang pada 5 Oktober mendatang.
Harmonisasi bukan sekadar kata, tapi solusi wajar di tengah perbedaan-perbedaan sikap buntut dari masalah dualisme asosiasi dan kompetisi di Tanah Air. Dualisme muncul setelah Djohar Arifin Husin menjalankan roda organisasi PSSI dengan hanya menggunakan kacamata kepentingan pihaknya saja.
Salah satu yang paling keji adalah upaya mereka mematikan Indonesia Super League (ISL) yang sudah hampir lima tahun mendampingi sepakbola Indonesia dalam membangun industri sepakbola. Berstatus sebagai pengurus baru, dengan beraninya mereka meluncurkan kompetisi bertitel Indonesia Premier League (IPL).
Kompetisi merupakan kawah candradimuka penting bagi lahirnya pemain berkualiatas untuk Timnas Indonesia. Tapi sayang, kenyataan ini tidak dipahami kepengurusan Djohar Arifin Husin. Hasilnya, setelah ‘membunuh’ pemain ISL tidak boleh memperkuat Timnas, satu per satu kekalahan ditorehkan skuad Garuda di berbagai ajang internasional.
Kendati pelarangan untuk pemain ISL sudah terbantahkan, karena tidak pernah ada alasan jelas, kini mereka juga tetap mendorong produk IPL sebagai kerangka utama pemain Timnas. Bukan hanya cara yang tidak elegan, pemanggilan yang terakhir dilakukan pada beberapa hari lalu, juga sulit dipastikan bahwa itu daftar terbaik di Tanah Air.
Untuk jumlah kontestan lebih banyak yakni 18 dibandingkan IPL yang hanya 12 klub, dengan tensi dan animo lebih tinggi, Djohar hanya berani berbasa-basi dengan hanya memanggil delapan pemain dari klub ISL, dari total 31 pemain coba mereka kumpulkan pada 4 Oktober mendatang.
Delapan Pemain ISL di daftar panggil 31 pemain Timnas versi Djohar Arifin adalah: I Made Wirawan (Persiba Balikpapan), Hamka Hamzah (Mitra Kukar), Victor Igbonefo (Pelita Jaya), Ahmad Bustomi (Mitra Kukar), Firman Utina (Sriwijaya FC), Bambang Pamungkas (Persija), Greg Nwokolo (Pelita Jaya), dan Patrich Wanggai (Persidafon Dafonsoro). wis
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !