“Manajemen minta agar musim depan lebih mengutamakan pemain-pemain muda. Tujuannya, mungkin guna mengirit biaya. Maklum, Persita masih saja mengalami kendala finansial. Pola permainan pun diusulkan menggunakan skema 4-4-2,” terang Elly , Rabu (1/8).
Namun, kata Elly, hanya mengandalkan pemain muda, bukan tidak berisiko. Apalagi jika pemain muda tersebut masih mentah dalam jam terbang.
“Saya setuju jika pemain muda itu punya kualitas. Namun, muncul pertanyaan, apakah manajemen mampu membayarnya. Sebab, menurut hemat saya dalam sebuah tim tetap dibutuhkan perpaduan senior dan junior. Misalnya, Timnas Inggris Raya di pentas Olimpiade, di mana masih ada Ryan Giggs. Saya berharap sebelum manajemen mengambil keputusan ada dialog dengan tim teknis,” kata mantan gelandang Timnas itu.
Ia sepakat jika trio Amaerika Latin musim lalu, yakni Christian Carrasco (Chili), Luis Edmundo (Chili), dan Leonardo Veron (Argantina) dievaluasi. Carrasco yang dinobatkan sebagai Pemain Terbaik Divisi Utama sudah tidak lincah dan kalah bersaing akibat usianya yang tidak muda lagi, yakni 34. Pemain asal Chili ini juga sering dibekap cedera. Luis juga sudah berusia 33. Luis sudah kewalahan bermain sebagai stope. Beruntung musim lalu, Elly memakai sistem libro, sehingga kekurangan Luis bisa tertutupi.
Sementara Veron lebih sering tidak bermain akibat cedera. “Jadi, jika melihat hasil musim lalu, ketiganya sulit untuk dipertahankan. Sementara untuk pemain lokal belum ada gambaran. Namun, pemain yang tidak pernah turun, peluangnya untuk bertahan sangat tipis. Tenaga kiper juga amat diperlukan guna mendampingi Tema Mursadat. Pasalnya, Mukti Ali Raja akan fokus sebagai pelatih kiper. Namun, ini baru gambaran awal. Gambaran detailnya baru ada jika sudah ada kepastian saya jadi pelatih,” imbuhnya.
Ia berharap pengurus maupun manajemen Persita secepatnya bisa mengambil keputusan agar persiapan bisa dilakukan menghadapi kompetisi berikutnya. Menghadapi kompetisi, sebut Elly, dibutuhkan persiapan sekitar tiga bulan. Apalagi, sebagai pendatang baru, Maman dkk perlu persiapan yang matang agar tidak terdegradasi ke kasta kedua seperti pada 2008.
Sementara itu, Maman menyebutkan, bahwa pemain belum menerima bonus atas sukses promosi ke ISL. “Mungkin masih menunggu hadiah dari PT Liga Indonesia, baru dibagikan,” ujarnya.
Sebagai runner-up Divisi Utama, ‘Pendekar Cisadane’ berhak atas hadiah Rp 350 juta.
Postingan Di Terbitkan Oleh :
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !